Sabtu, 08 Oktober 2011

SISTEM PETERNAKAN BABI ORGANIK SECARA

Peternakan merupakan sekor yang srategis dan penting dalam bidang perekonomian dan pengembangan sumberdaya manusia di Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan sebagai penyedia protein hewani bagi manusia. Oleh karena itu peningkatan kesejahteraan ternak perlu diperhatikan salah satunya adalah memperhatikan sistem peternakan yang cocok bagi ternak, terutama di Indonesia.
Pemeliharaan ternak babi umumnya masih dilakukan secara sederhana atau tradisional, contoh makanannya masih tergantung pada sisa-sisa dari dapur, dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan tradisional, kurang memperhatikan aspek ekonomis dan faktor-faktor produksi dalam usaha peternakan babi. Untuk meningkatkan produksi dan mutu ternak babi maka perlu usaha perbaikan melalui makanan, tatalaksana dan bibit yang dikelola.
Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak babi seperti seleksi bibit, pakan, kandang dan peralatan, tatalaksana pemeliharaan, kesehatan dan pencegahan penyakit, penanganan panen/pasca panen, dan pemasaran.
Sistem peternakan babi di Indonesia salah satunya adalah sistem peternakan babi organik, secara agrosilvopastoral. Sistem ini dikembangkan dengan memelihara babi di hutan, dengan mengikutsertakan peran serta masyarakat setempat untuk ikut memelihara hutan. Sistem ini merupakan bentuk khas dari kebun-hutan (forest-garden) dimana terletak jauh dari area pemukiman yang umumnya pada hutan-hutan sekunder atau di dekat hutan primer. Di samping itu, berbagai jenis buah-buahan juga tumbuh berbagai jenis pohon atau perdu yang memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengoptimalkan bahan pakan ternak babi, peran serta masyarakat adalah menghasilkan limbah dapur dan limbah pertanian serta perkebunan sebagai pakan ternak babi dan penggunaan hutan sebagai tempat penggembalaan. Ditinjau dari segi sosial dan budaya, penggunaan sistem agrosilvopastoral bertujuan untuk menjauhkan peternakan babi dari pemukiman yang padat penduduk karena sebagian masyarakat kurang menerima keberadaan peternakan babi. Sehingga hutan menjadi salah satu alternatif model pengembangan peternakan babi.
Salah satu contoh penerapan sistem agrosilvopastoral adalah lembo yang diterapkan pada masyarakat Sendawar, Kalimantan Timur. Sebenarnya secara sederhana (dan menurut khalayak luas) lembo dapat disebut sebagai ‘kebun buah’. Akan tetapi bagi masyarakat setempat, istilah kebun biasanya berkaitan dengan aspek budidaya tunggal dengan jenis-jenis eksotik (dari luar) yang berorientasi perdagangan (komersial), misalnya kebun karet (rubber plantation), kebun kelapa sawit (oil-palm plantion), dan lain-lain.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.

Strength
Penggunaan system peternakan babi organik secara agrosilvopastoral memiliki keunggulan seperti, tidak membatasi ruang gerak babi untuk beraktivitas. Memberdayakan masyarakat sekitar hutan, sehingga masyarakat juga dapat menjaga kelestarian hutan. Dalam segi biaya relatif ekonomis karena memanfaatkan dan mengoptimalkan sumberdaya alam yang tersedia di hutan. Jauh dari pemukiman yang padat. Bahan pakan bisa didapatkan dari sisa-sisa dapur rumah tangga dari masyarakat sekitar, sisa pertanian dan sisa perkebunan (misal: perkebunan kelapa sawit).
Weakness
Penggunaan sistem peternakan babi organik secara agrosilvopastoral memiliki beberapa kelemahan yaitu akses transportasi yang cukup sulit untuk menjangkau daerah-daerah sekitar hutan. Perlu pengawasan yang lebih untuk keamanan dan kesehatan ternak.
Opportunity
Sistem peternakan babi organik secara agrosilvopastoral memiliki kesempata atau peluang berkembang yang baik karena ramah lingkungan, adanya program pemerintah yang mencanangkan pemeliharaan hutan. Peluang penerapan juga didukung dengan banyaknya perkebunan kelapa sawit dan lahan pertanian yang terdapat di sekitar hutan. Serta masih banyak lahan hutan sekunder yang belum dimanfaatkan secara optimal.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews