Selasa, 25 Oktober 2011

Ternak Kelinci

 Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.




Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi ternak kelinci banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
• Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar–pasar secara umum)
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-25C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri

Memilih bibit
Kriteria berikut bisa dijadikan pedoman untuk memilih bibit kelinci :
• Induk diketahui tetuanya atau dengan kata lain calon induk mempunyai catatan produksi (jumlah anak perkelahiran, daya tumbuh, dll) dan catatan reproduksi (servis per conception, fertilitas, keadaan alat reproduksi dll)
• Induk mempunyai putting susu lebih dari 8 buah
• Tingkah laku tidak nervous dan mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang
• Kondisi fisik yang normal seperti badan sehat, mata bersinar, bulu yang bersih dan tidak kusut, telinga tegak tidak pepleh, dan lain sebagainya

Pakan
Banyak jenis tanaman dan sayuran yang bisa diberikan kepada kelinci.
Yang penting adalah makanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kelinci yang harapannya adalah ternak tersebut mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan menampilkan catatan produksi yang baik sehingga memberi keuntungan pada kita. Di antara komposisi ransum ternak kelinci yang bisa dipakai acuan adalah pakan terdiri dari konsentrat 50 gram untuk kelinci pertumbuhan dan penggemukan, 70 gram untuk induk bunting, 150-200 gram untuk induk menyusui, sedang rumput diberikan secara ad libitum (tak terbatas).

Reproduksi
Aspek reproduksi memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Ternak kelinci termasuk dalah satu jenis ternak prolific artinya mampu beranak banyak per kelahiran. Ada beberapa kiat agar ternak kelinci mempunyai catatan reproduksi yang baik :
• Umur pertama kali dikawinkan berkisar antara 5-6 bulan
• Memilih waktu kawin pagi hari atau sore hari
• Imbangan sex ratio adalah 1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk
• Perkawinan kembali setelah beranak. Apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai ternak pengganti (stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih

Kandang
Berfungsi untuk melindungi kelinci dari pengaruh luar seperti cuaca buruk, binatang buas dan pencuri.
 Ternak kelinci bisa dipelihara secara koloni dan individual. Namun menurut pengalaman dan pengamatan bahwa kelinci-kelinci yang dikandangkan akan lebih mudah pengawasan, dan penanganannya. Memang tidak ada standar baku dalam membuat kandang kelinci. Intinya adalah kelinci tersebut merasa nyaman tinggal didalamnya sehingga akan menampilkan produksi terbaiknya. 
 
Tapi perlu diingat pula tentang biaya pembuatannya, jangan sampai modal nanti habis hanya untuk membuat kandang. Tetapi tidak salah kalau anda mencoba ukuran yang sering digunakan orang yaitu dengan ukuran PxLxT = 90×60x60 cm. apabila dalam sarang tersebut akan diletakkan sarang maka ukuran sarang berkisar PxLxT = 40×30x30cm.


Hama dan Penyakit

1. Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.

2. Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian: dengan antibiotik salep.

3. Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4. Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.

5. Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur.
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan bubuk belerang.

6. Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu.
Gejala: mata basah dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata.

7. Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.

8. Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.

9. Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.

Panen
 
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu

2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk

3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.

Pascapanen

1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
 
2. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.

3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
 
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews