Pendahuluan
Tak
ada yang tahu sejak kapan kelinci mulai diternakkan. Konon, di Afrika
beberapa abad yang lalu disebut sebagai yang pertama kali dimulainya
pemanfaatan kelinci sebagai hewan peliharaan. Kemudian terus berkembang
ke kawasan Mediterania sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Dari
hasil peternakan di Mediterania itulah kelinci kemudian mulai menyebar
ke daratan Eropa. Kemudian setelah bangsa Eropa memutuskan bermigrasi ke
berbagai benua baru yang ditemukan, maka hewan kelinci turut menyebar
ke berbagai pelosok dunia. Termasuk di dalamnya penyebaran ke Benua
Amerika, Australia dan Asia.
Di
Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh
orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835.
Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan
Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan
sampai tahun 1950-an.
Catatan
yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah
pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para
peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran.
Selanjutnya
baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging
mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi
masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus.
Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang
bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.
Sebenarnya
kelinci-kelinci sendiri terdiri dari berbagai macam ras dan jenisnya.
Ada ras Alaska yang berasal dari Jerman. Kemudian ras Angora yang
sebenarnya berasal-usul kurang jelas. Menurut ceritanya, ras Angora ini
pertama kali ditemukan oleh pelaut Inggris yang kemudian membawanya ke
wilayah Prancis sekitar tahun 1723.
Jenis
ras yang lain adalah American Chincilla yang kemudian dibedakan lagi
atas tiga tipe, yaitu tipe standar, besar dan giant alias raksasa.
Khusus untuk yang bertipe giant ini bila dewasa bisa berbobot mencapai
6-7 kg.
Sedangkan
jenis ras Champagne d’ Argent, yang asli berasal dari Prancis,
mempunyai ciri-ciri bulunya berwarna putih perak. Atau jenis ras yang
lain seperti Carolina yang merupakan persilangan antara kelinci spesies
New Zealand white dan New Zealand red. Ras Caroline ini sangat terkenal
di Eropa sebagai kelinci penghasil daging.
Ada
lagi jenis ras Dutch yang terkenal di seluruh dunia sebagai jenis
kelinci peliharaan. Warna bulunya khas, kerena mempunyai bulu melingkar
seperti pelana berwarna putih dari pinggang terus ke leher sampai ke
kaki bagian depan. Sebenarnya banyak lagi jenis ras kelinci yang lain,
seperti ras Himalayan, Flemish giant, Havana, Lop yang berciri khas
mempunyai kuping yang terkulai ke bawah, Polish, Rex, Satin, Silver,
Simonoire, Siamese Sable dan banyak lagi yang lain lengkap dengan ciri
khas masing-masing.
Di
Indonesia sendiri sebenarnya ada jenis kelinci lokal tersendiri. Tapi
dimungkinkan jenis kelinci lokal yang ada di Indonesia adalah jenis
kelinci berketurunan ras Dutch. Ras ini dikenal sebagai ras asli dari
Negeri Belanda, jadi mungkin saja dahulu orang-orang Belanda yang
bermigrasi ke Indonesia sempat membawa kelinci ini dari kampung
halamannya dan mengembangbiakkannya di sini.
Ras
kelinci Dutch ini punya ciri bentuk tubuh yang kerdil, sehingga lazim
disebut kelinci mini, merupakan kelinci terkecil di dunia. Biasanya
jenis ini dipelihara hanya untuk hiasan dan cocok untuk mainan
anak-anak. Dengan bentuk tubuh pendek, kepala agak bulat, bentuk telinga
tegak dan mempunyai panjang hanya sekitar lima sentimeter. Biasanya
kelinci ini berbulu sangat bagus dan berwarna putih. Sedangkan ciri
lainnya mempunyai mata berwarna merah.
Potensi Kelinci
Potensi
kelinci sebenarnya masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Bukan
hanya sebagai penghasil daging, melainkan juga sebagai penghasil bulu,
fur (kulit dan bulu) atau sebagai ternak hias.
Sebelumnya,
bulu untuk pembuatan jaket dan aksesorinya di negara-negara beriklim
dingin umumnya menggunakan kulit beruang hasil buruan. Dengan santernya
kritik tersebut para produsen jaket kulit lantas berusaha melirik bahan
baku lain. Dan kelinci dianggap sebagai salah satu ternak yang bisa
menggantikan kebutuhan bulu untuk jaket.
Ada
baiknya tujuan pemeliharaan kelinci digunakan untuk diambil kulit
bulunya dan bukan dagingnya. Beternak kelinci Rex atau Angora bisa
mengahasilkan daging seberat 1,5 kg/ekor. Harga daging kelinci bisa
mencapai US$ 1 hingga US$ 1,5 per kilogramnya di AS. Tapi nilai daging
tersebut sangat kecil dibandingkan harga kulit kelinci yang bisa laku
sampai US$ 8 – 15 perlembar. Setelah disamak harga kulit bulu kelinci
bisa mencapai US$ 18 perlembarnya.
Kulit
bulu kelinci bisa dipakai sebagai bahan pakaian berbulu, jaket,
selendang, tas, dompet, boneka. Satu mantel eksklusif terbuat dari 20-30
lembar kulit kelinci harganya bisa mencapai US$ 3.000. Pasar kulit bulu
ini mencakup daratan Eropa, Rusia, Amerika dan Asia Utara. Produsen
kulit bulu kelinci antara lain Hong Kong, Taiwan, Jepang dan Korea
Selatan.
Tapi
kenyataan yang ada sekarang, potensi tersebut belumlah didayagunakan
secara maksimal. Banyak peminat pemelihara kelinci hanya memanfaatkan
kelinci sebagai bahan penghibur saja. Padahal bila mau diseriuskan bukan
tidak mungkin bisa menjadi sumber penghasilan juga adanya.
Ternak Kelinci
Yang
perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi
yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi
kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C,
sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi
ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan
menjadi kandang induk.
Untuk
induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan,
khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas
sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan
antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200 x 70 x 70 cm tinggi alas
50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak
beranak) ukuran 50 x 30 x 45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
- Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
- Kandang sistem ranch, dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
- Kandang battery, mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
- Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
2. Pembibitan
Ciri-ciri kelinci yang Sehat dan Baik
Sebelum
memutuskan untuk memelihara kelinci, ada baiknya kita mengetahui dahulu
bagaimana kiat-kiat memilih kelinci yang baik. Bagaimana cara membuat
dan mengurus kandang serta bagaimana cara memilih makanannya.
Memilih
bibit kelinci yang baik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Biasanya
kelinci yang sehat memiliki sifat yang lincah dan aktif, gerakannya
energik dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Secara umum biasanya bibit
kelinci yang baik memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut; pertama
memiliki kepala yang sesuai dengan ukuran badan.
Kelinci
yang baik bila bertubuh panjang membutuhkan tipe kepala yang panjang
pula. Kelinci berbadan besar dan lebar membutuhkan kepala yang besar
juga dan begitu pula jenis kelinci bertubuh kecil yang baik adalah yang
memiliki jenis kepala kecil juga.
Tipe
kepala yang seimbang dan kompak sangat sesuai untuk hampir semua tipe
ras kelinci, seperti Dutch, Havana, Standard Chincilla, Lilac dan ras
kelinci lainnya.
Kelinci
yang sehat juga biasanya bermata bulat bercahaya, selaput matanya
bersih, mempunyai pandangan yang cerah dan jernih. Bila pandangan
matanya layu dan kurang jernih, itu menandakan kelinci tersebut sedang
sakit atau kurang baik kondisi fisiknya.
Lihat
juga bagian hidung, moncong dan mulutnya apakah dalam keadaan bersih.
Kelinci yang hidungnya basah dan lembab kemungkinan terserang pilek.
Selain
bentukan kepala dan wajah bibit kelinci yang baik juga haruslah berkaki
normal. Cirinya kuat, kokoh dan berkuku pendek. Lebih baik bila kakinya
tidak bengkok atau cacat. Kaki yang cacat berbentuk seperi huruf O atau
X, sedangkan kaki yang baik cirinya lurus dan sempurna.
Ciri
lainnya adalah berbadan bulat, berdada lebar, padat dan singset.
Kondisi seperti ini menunjukkan keadaan fisik yang prima dan bertenaga
kuat. Bentuk badan yang kuat juga mencerminkan jumlah daging yang
banyak.
Sedangkan
tambahan referensi lain tentang kelinci yang sehat adalah biasanya
berkulit licin dan tidak berasa benjol-benjol bila diraba. Berbulu
bersih, licin, halus, mengkilat dan rata. Berdubur bersih, kering dan
tidak terdapat tanda-tanda kotoran bekas mencret.
Juga
lihat ekornya. Bila terlihat ekornya kecil, tumbuh lurus ke atas dan
tampak menempel ke punggung serta bentuknya tidak miring atau rebah ke
samping/terpuntir berarti memang benar kelinci itu bagus adanya. Dan
sebaliknya bila ekor tidak lurus ke atas berarti kelinci tersebut cacat.
Bila
sudah memahami ciri-ciri kelinci yang sehat dan baik, selanjutnya untuk
syarat ternak, bibit yang dipilih tergantung dari tujuan utama
pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex
merupakan jenis kelinci yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka
jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan jenis kelinci yang cocok untuk dipelihara.
Pemilihan bibit dan calon induk
Bila
peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot
dan tinggi badannya, dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk
tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik
pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya
sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan
bibit akan menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu
perawatan utama yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan yang
cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang
dari gangguan luar.
Sistem Pemuliabiakan
Untuk
mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang
spesifik, maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
- In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
- Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
- Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci
betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan
(betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan
mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya
kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan,
setelah itu pejantan dipisahkan.
Proses Kelahiran
Setelah
perkawinan, kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari.
Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
betina 12-14 hari setelah perkawinan. Bila terasa ada bola-bola kecil
berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk
dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan
penghangat dengan cara merontokkan bulunya.
Kelahiran
kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata
tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi
sekitar 6-10 ekor.
3. Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat
pemeliharaan diusahakan selalu kering, agar tidak jadi sarang penyakit.
Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan
terserang penyakit kulit.
Pengontrolan Penyakit
Kelinci
yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun,
suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini, segera
dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk
mencegah penularan penyakit.
Perawatan Ternak
Penyapihan
anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan
ditempatkan di kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan
disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin
perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini.
Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
4. Pemberian Pakan
Kelinci
yang hidup di alam bebas tidak terlalu sulit untuk mengurusi makannya.
Selama di tanah masih ada hijauan dan bisa ditumbuhi rumput, biji-bijian
dan umbi-umbian, kelinci masih dapat hidup.
Sedangkan
kelinci yang diternakkan hidupnya terbatas di sekeliling kandang saja.
Kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh perhatian dan perawatan
peternaknya. Jenis, jumlah dan mutu makanan yang diberikan sangat
menentukan pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya.
Makanan
kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijau, jerami,
biji-bijian, umbi dan konsentrat. Jenis pakan yang diberikan antara
lain, sayuran hijau meliputi rumput lapangan, rumput gajah; sayuran
meliputi kol, sawi, kangkung, daunt alas, daun kacang, wortel, daun
papaya, daun turi dan daun kacang panjang. Sayuran hijau yang akan
diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam
keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat
kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan
kejang-kejang atau mencret.
Bentuk
makanan lain bisa juga berupa jerami atau rumput awetan yang dipotong
menjelang berbunga. Rumput ini dikeringkan secara bertahap sehingga
kandungan gizinya tak rusak.
Biji-bijian
atau pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah,
sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Sedangkan untuk makanan jenis
umbi-umbian seperti ubi jalar, singkong dan lainnya dapat diberikan
kepada kelinci sebagai makanan tambahan.
Konsentrat
juga diperlukan dalam tambahan makanan kelinci. Berfungsi untuk
meningkatkan nilai gizi yang diberikan dan mempermudah penyediaan
makanan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai makanan tambahan
penguat, kalau makanan pokoknya sayuran hijau. Konsentrat untuk makanan
kelinci dapat berupa pellet (makanan buatan dari pabrik), bekatul,
bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu atau gaplek.
Pakan
dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi
pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput
sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang
lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk
mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5. Pemeliharaan Kandang
Masalah
kandang untuk kelinci tidaklah terlalu sulit dicari. Sebab kelinci
mudah sekali beradaptasi terhadap berbagai bentuk kandang yang
disediakan, asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kesehatan dan
kebutuhan hidup kelinci tersebut.
Apa
pun bentuk dan ukuran kandang, asalkan berlokasi baik, yang ditandai
dengan cukupnya sinar matahari yang masuk, bersuhu sejuk, suhu ideal 21°
C, memiliki ventilasi sempurna, lama pencahayaan ideal 12 jam menjadi
hal pertama yang harus diperhatikan. Hal lainya adalah dekat sumber air,
tempatnya kering, lingkungan tenang, bebas bising, bebas gangguan asap,
tak jauh dari rumah, dan terlindung dari predator.
Lantai
kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu atau tanah. Bila
memilih lantai dari kawat, ada sebagian yang terbuat dari lembaran
papan. Lantai kawat sangat melelahkan otot-otot kaki kelinci. Karena
itu, adanya lembaran papan dapat digunakan kelinci untuk beristirahat.
Kandang
yang baik haruslah juga memenuhi kebutuhan sarana berupa kotak sangkar,
tempat makanan, tempat minum dan perlengkapan lain. Kandang bisa saja
di dalam ruangan atau di luar ruangan, terserah kemauan pemiliknya dan
tujuan pemeliharannya.
Lantai
atau alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran
kelinci setiap hari harus dibersihkan, untuk menghindari timbulnya
penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh
bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur atau ter. Kandang
bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.
0 komentar:
Posting Komentar