Itik Pedaging
Daging itik merupakan salah satu komuditi unggulan karena mengandung berbagai zat dan gizi yang tinggi serta memiliki citra rasa yang unik. Adapun ciri-ciri itik pedaging yang baik seperti berikut :
1. Memiliki Kerangka tubuh yang besar
Itik pedaging harus memiliki tulang dada yang lebar dan panjang serta tulang paha dan kaki yang lebar pula. Di mana pada bagian inilah yang paling banyak dagingnya.
2. Pertumbuhan yang pesat
Itik pedaging harus mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat. Karena masa panen akan dilakukan pada umur muda atau pada saat dagingnya masih lunak. Umur permanen itik pedaging biasanya di bawah 12 minggu. Pada saat panen, harus diupayakan bobot badan itik sudah memenuhi persyaratan panen dan memiliki daging yang banyak.
Itik pedaging harus memiliki tulang dada yang lebar dan panjang serta tulang paha dan kaki yang lebar pula. Di mana pada bagian inilah yang paling banyak dagingnya.
2. Pertumbuhan yang pesat
Itik pedaging harus mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat. Karena masa panen akan dilakukan pada umur muda atau pada saat dagingnya masih lunak. Umur permanen itik pedaging biasanya di bawah 12 minggu. Pada saat panen, harus diupayakan bobot badan itik sudah memenuhi persyaratan panen dan memiliki daging yang banyak.
3. Pertumbuhan bulunya cepat
Pada umur siap panen, bulu itik sudah harus tumbuh dengan sempurna, artinya hampir tidak ada lagi bulu-bulu kecil yang tumbuh dan belum mekar. Bila masih banyak bulu yang baru tumbuh, bulu tersebut sulit di cabut sehiggga penampilan kulitnya menjadi kurang menarik.
4. Hemat PakanPada umur siap panen, bulu itik sudah harus tumbuh dengan sempurna, artinya hampir tidak ada lagi bulu-bulu kecil yang tumbuh dan belum mekar. Bila masih banyak bulu yang baru tumbuh, bulu tersebut sulit di cabut sehiggga penampilan kulitnya menjadi kurang menarik.
Kebutuhan pakan konsumsi itik pedaging lebih tinggi bila dibandingakan dengan pakan yang dikonsumsi itik petelur. Tetapi sebagian besar dari pakan tersebut dimanfaatkan untuk proses pertumbuhan dan disimpan dalam daging. Dengan kata lain, itik pedaging lebih efisien dalam merubah pakan menjadi badan.
Jenis-jenis Itik penghasil daging
1. Itik lokal jantan
Saat ini, daging itik lokal banyak digemari oleh konsumen karena rasanya yang gurih berbeda dengan unggas pedaging lainnya. Dari pengalaman dan informasi dari peternak dan pembibitan ternyata permintaan anak itik jantan dan itik lokal sangat tinggi. Kekurangan itik lokal jantan adalah pertumbuhan badan maupun bulunya lambat serta kurang efisien dalam penggunaan pakan.
Saat ini, daging itik lokal banyak digemari oleh konsumen karena rasanya yang gurih berbeda dengan unggas pedaging lainnya. Dari pengalaman dan informasi dari peternak dan pembibitan ternyata permintaan anak itik jantan dan itik lokal sangat tinggi. Kekurangan itik lokal jantan adalah pertumbuhan badan maupun bulunya lambat serta kurang efisien dalam penggunaan pakan.
2. Entok
Dari segi pertumbuhan dan besarnya badan, sebenarnya entok lebih banyak menghasilkan daging dibandingkan dengan itik lokal. Bobot badan entok jantan dapat mencapati 1.5- 2 kali bobot entok betina. Laju perkembangan entok agak lambat karena telur yang dihasilkan sedikit serta proses penetasan yang lebih lama dibanding dengan itik (35 hari).
Dari segi pertumbuhan dan besarnya badan, sebenarnya entok lebih banyak menghasilkan daging dibandingkan dengan itik lokal. Bobot badan entok jantan dapat mencapati 1.5- 2 kali bobot entok betina. Laju perkembangan entok agak lambat karena telur yang dihasilkan sedikit serta proses penetasan yang lebih lama dibanding dengan itik (35 hari).
3. Mandalung dan Tiktok
Mandalung adalah hasil persilangan itik dan entok dan pada umumnya untuk menghasilkan mandalung dilakukan secara alami, yaitu dengan menggunakan itik sebagai pejantan dan entok betina. Hal ini dilakukan karena perbedaan berat antara entok dan itik. Tapi dari segi produksi, cara ini kurang efisien karena telur yang dihasilkan entok betina jumlahnya tidak sebanyak itik. Selanjutnya setelah entok betelur antara 15 – 20 butir, entok harus mengerami telur tetas selama 35 hari dan baru mulai betelur lagi setelah 2 bulan kemudian.
Mandalung adalah hasil persilangan itik dan entok dan pada umumnya untuk menghasilkan mandalung dilakukan secara alami, yaitu dengan menggunakan itik sebagai pejantan dan entok betina. Hal ini dilakukan karena perbedaan berat antara entok dan itik. Tapi dari segi produksi, cara ini kurang efisien karena telur yang dihasilkan entok betina jumlahnya tidak sebanyak itik. Selanjutnya setelah entok betelur antara 15 – 20 butir, entok harus mengerami telur tetas selama 35 hari dan baru mulai betelur lagi setelah 2 bulan kemudian.
Untuk menghasilkan mandalung dalam jumlah yang besar, perkawinan silang alami dilakukan dengan menggunakan entok sebagai penjantan dan itik betina. Tetapi perbedaan bentuk badan merupakan permasalah yang timbul sehingga proses perkawinan silang secara alami sulit untuk dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, dapat ditempuh dengan melakukan proses perkawinan silang melalui cara kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).
4.Itik Raja
Itik raja merupakan itik hibrida jantan hasil perkawinan silang antara itik mojosari dan itik alabio yang dikembangkan oleh Balitnak Ciawi Bogor dengan BPTU Kambing Domba dan Itik Pelaihari, Kalimantan Selatan. Itik ini memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan itik lokal serta memiliki daging yang lebih tebal. Di samping itu, itik raja tahan terhadap penyakit dan tahan stres serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif, dalam waktu 6 minggu, bobot badan itik raja dapat mencapai berat antara 1,2 – 1,4 kg dengan persentase karkas 60 – 65 %. Dengan melihat keunggulan itik raja maka sudah selayaknya itik raja ini menjadi pilihan bagi peternak yang akan menekuni usaha ternak itik lebih khususnya usaha itik pedaging.
Itik raja merupakan itik hibrida jantan hasil perkawinan silang antara itik mojosari dan itik alabio yang dikembangkan oleh Balitnak Ciawi Bogor dengan BPTU Kambing Domba dan Itik Pelaihari, Kalimantan Selatan. Itik ini memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan itik lokal serta memiliki daging yang lebih tebal. Di samping itu, itik raja tahan terhadap penyakit dan tahan stres serta mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif, dalam waktu 6 minggu, bobot badan itik raja dapat mencapai berat antara 1,2 – 1,4 kg dengan persentase karkas 60 – 65 %. Dengan melihat keunggulan itik raja maka sudah selayaknya itik raja ini menjadi pilihan bagi peternak yang akan menekuni usaha ternak itik lebih khususnya usaha itik pedaging.
Preview ebook ” Panen Itik Pedaging dalam 6 minggu”……link download
5. Itik PMp
Bibit Itik Pedaging Unggulan Lokal
Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara genetis mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan kualitas daging itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik itik petelur. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara genetis mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan kualitas daging itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik itik petelur. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Karakteristik produksi ITIK PMp :
- Warna bulu putih, sehingga warna kulit karkas juga bersih dan cerah
- Bobot badan 2-2,5 kg pada umur 10 minggu
- Warna bulu putih, sehingga warna kulit karkas juga bersih dan cerah
- Bobot badan 2-2,5 kg pada umur 10 minggu
Jika dikawinkan dengan entog jantan dapat digunakan untuk menghasilkan itik serati dengan :
- Bobot badan 3 kg atau lebih pada umur 10 minggu
- Umur pertama bertelur 5,5 – 6 bulan
- Rataan produksi telur 6 bulan 73 – 78 %
- Bobot badan 3 kg atau lebih pada umur 10 minggu
- Umur pertama bertelur 5,5 – 6 bulan
- Rataan produksi telur 6 bulan 73 – 78 %
0 komentar:
Posting Komentar