Molases merupakan hasil samping pada industri pengolahan gula dengan wujud bentuk cair. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pond dkk., (1995) yang menyatakan bahwa molasses
adalah limbah utama industri pemurnian gula. Molases merupakan sumber
energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6 %; BETN 83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %.
Molasses dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Cane-molasses, merupakan molasses yang memiliki kandungan 25 – 40 % sukrosa
dan 12 – 25 % gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau
lebih. Kadar protein kasar sekitar 3 % dan kadar abu sekitar 8 – 10 %,
yang sebagian besar terbentuk dari K, Ca, Cl, dan garam sulfat; (2) Beet-molasses merupakan pakan pencahar yang normalnya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil (Cheeke, 1999; McDonald dkk., 2001).
Kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 – 25 % dan cairan tersebut berwarna hitam serta berupa sirup manis. Molasses yang diberikan pada level yang tinggi dapat berfungsi sebagai pencahar, akibat kandungan mineralnya cukup tinggi. Mollases dapat diberikan pada ternak ayam, babi, sapi dan kuda. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian mollases pada
ransum ternak ruminansia adalah sebanyak 5 % yang terdiri dari jagung,
dedak padi, tepung ikan, rumput gajah secara nyata dapat meningkatkan
bobot badan. Akan tetapi penggunaan lebih dari 5 % akan berdampak
negatif, yaitu berkurangnya peningkatan bobot badan karena energi pakan
yang dihasilkan terlalu tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, molases sering dimasukkan ke dalam ransum sebanyak 2 sampai 5 % untuk meningkatkan palatabilitas pakan. Molases dapat berfungsi sebagai pellet binder yang dalam pelaksanaanya dapat meningkatkan kualitas pelet. Penggunaan molasses pada industri pakan dengan level diatas 5 – 10 %, molasses dapat menyebabkan masalah, karena kekentalan dan terjadi pembentukan gumpalan pada mixer. Molases juga dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk sejumlah industri fermentasi.
Selain memiliki fungsi yang bermanfaat sebagai pakan ternak, molasses juga dapat menyebabkan keracunan (molasses toxicity).
Gejala-gejala yang dapat terlihat yaitu terjadinya inkoordinasi dan
kebutaan yang disebabkan oleh deteorisasi otak yang hampir sama dengan nekrosi serebrokortikal.
Keracunan tersebut kemungkinan disebabkan oleh defisiensi thiamin
(Vitamin B1), menurunnya suplai glukosa ke dalam otak dan rumen statis.
Pemberian hijauan berkualitas baik pada ternak dapat mencegah terjadinya
keracunan tersebut.
Contoh dari penggunaan molasses dalam ransum pakan yaitu melalui pengolahan pakan UMB (Urea Molasses Block) yang merupakan sumber protein (Non Protein Nitrogen), energi dan mineral yang banyak dibutuhkan temak. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan urea molasses block
antara lain molasses sebagai sumber energi, pupuk urea sebagai sumber
nitrogen (protein) dan bahan pengisis berupa dedak padi,gandum, bungkil
kelapa, bungkil biji kapuk, sebagai bahan pengeras dipakai bentonit,
tepung batu gamping dan sebagai bahan tambahan dipakai garam dapur dan
mineral campuran.
0 komentar:
Posting Komentar